, ,

HMPS Sejarah Peradaban Islam Gelar Nonton Bareng dan Diskusi Film Senyap : The look of silent.

Manado, 23 September 2025 – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sejarah Peradaban Islam (SPI) IAIN Manado menggelar kegiatan Nonton Bareng dan Diskusi Film berjudul Senyap: The Look of Silence, pada Selasa (23/9). Acara ini menghadirkan narasumber Nurul Jannah, S.Hum, alumni Prodi SPI angkatan 2021, dengan moderator Ananda Fitrah Cholik, mahasiswa SPI angkatan 2022. Film Senyap…

By.

min read

spi 01

Manado, 23 September 2025 – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sejarah Peradaban Islam (SPI) IAIN Manado menggelar kegiatan Nonton Bareng dan Diskusi Film berjudul Senyap: The Look of Silence, pada Selasa (23/9). Acara ini menghadirkan narasumber Nurul Jannah, S.Hum, alumni Prodi SPI angkatan 2021, dengan moderator Ananda Fitrah Cholik, mahasiswa SPI angkatan 2022.
Film Senyap merupakan dokumenter karya Joshua Oppenheimer yang menyoroti kisah Adi Rukun. Ia hidup dalam bayang-bayang kesedihan keluarganya akibat kakaknya, Ramli, dibunuh secara brutal karena dituduh berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam film tersebut, Adi berusaha mendatangi satu per satu tokoh yang terlibat dalam pembunuhan kakaknya, mencoba menggugah kesadaran mereka. Namun, reaksi yang ia temui jauh dari penyesalan.

Melalui kegiatan ini, HMPS SPI IAIN Manado mengajak mahasiswa untuk menelaah peristiwa G30S dari sudut pandang yang berbeda, yakni perspektif korban. Diskusi yang berkembang menyoroti bahwa pembantaian massal rakyat sipil pada 1965–1966 merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Hingga kini, keluarga korban masih menantikan adanya keadilan, rekonsiliasi, dan pertanggungjawaban negara.

“Kegiatan ini penting untuk membuka wawasan mahasiswa SPI bahwa sejarah tidak hanya ditulis dari sudut pandang penguasa, tetapi juga dari mereka yang menjadi korban. Dengan begitu, kita bisa lebih kritis dalam memahami peristiwa sejarah bangsa,” ujar Nurul Jannah dalam diskusi.
Acara ini diharapkan dapat menjadi sarana refleksi bagi mahasiswa SPI untuk lebih peduli terhadap isu-isu kemanusiaan, serta menumbuhkan kesadaran bahwa sejarah sejatinya adalah rekaman berbagai suara, termasuk suara yang selama ini dibungkam.